Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara
jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang
dialami.
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamikaa dan
kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu
dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling
berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.
Dinamika
kelompok merupakan suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkosentrasi
pada pengetahuan tentang hakekat kehidupan berkelompok (Johnson, 2012: 24).
Sedangkan dalam bukunya Santoso (2006: 5), dinamika kelompok adalah suatu
kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis
secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain.
Benyamin B. Wolman (dalam Rusmana, t.t:2), Dinamika kelompok
adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang
perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang
teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam
kelompok.
Floyd D. Ruch (dalam Gunarsa, 2008: 75), Dinamika kelompok adalah analisa dari relasi-relasi kelompok sosial,
berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari
interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial.
Jacobs, Harvill dan Manson (dalam
Rusmana, t.t:1), Dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan
pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.
Fungsi
dari dinamika kelompok itu antara lain.
- Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
- Memudahkan pekerjaan.
- Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
- Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
Jenis kelompok sosial
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi
sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam
kehidupan. Sedangkan menurut Goerge
Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa
orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu
berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak
langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.[1] Hubungan yang terjadi biasanya
bersifat lebih objektif. Misalnya: partai
politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan
atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya
diangkat oleh organisasi. Contoh dari
kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses
interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok
biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari
individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi
bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya:
kelompok arisan
Ciri
Suatu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial,
apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain. (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)
- Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)
- Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.
- Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan
atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan.
Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah
tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah
kelompok.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan
kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota).
Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu
satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik) Perpecahan yang
terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok
tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan
bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah
terjadi.
Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan
pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal
berikut :
- Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan
intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau
lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa
yang lebih baik. Dengan demikian
diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota
lainnya.
- Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi
anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan
kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu
kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain
melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.
- Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk
dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
- Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah
koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat
diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.
- Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika
kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk
menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan Namun kebebasan
tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
- Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika
kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan
secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan
tersebut.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur
tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
1. Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik
bila: a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru
b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan
dinamika kelompok tersebut. c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk
menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya
terganggu.
2. Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota
mampu untuk: a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan
bersama b) membina dan memperluas pola c) terlibat secara emosional untuk
mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat
ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Dengan
demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain :
1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan,
diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain.
Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling
mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota
2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan
senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan
kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam
menjalankan fungsi kelompok.
3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan
kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada
kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.
Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang
menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan
maupun kekurangan dalam kelompok tersebut[9].
1. Kelebihan Kelompok
- Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
- Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi
- Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.
2. Kekurangan Kelompok Kelemahan pada kelompok bisa
disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang
berjauhan yang dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.